"Adab Mencari Ilmu"
Kajian Islam : "Menuntut Ilmu Bagian 3"
Assalamu'alaykum,,
Bagaimana kabar Anda semua sahabat edukasainstek? Alhamdulillah, meskipun tidak diposting sesuai jadwal, akhirnya bahasan terakhir mengenai "Adab Mencari Ilmu" bisa diselesaikan. Masih ada enam bahasan lagi yang akan Teh Rini sampaikan. Mari langsung saja kita simak.
7. Diam ketika pelajaran disampaikan
Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar'i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluam dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar'i yang disampaikan, tidak boleh mengobrol. Allah ta'ala berfirman dalam Q.S. Al A'raaf ayat 204:
Picture by iddanurmayanti.wordpress.com
"dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat"
Jadi, ketika menuntut ilmu, kita harus menghargai siapa pun yang sedang menyampaikan pelajaran dengan cara diam dan mendengarkan baik-baik. Tidak mengobrol, mengganggu teman, membuat forum diskusi di dalam forum, hingga membuat konsentrasi orang di sekitarnya menjadi kacau.
8. Berusaha memahami ilmu syar'i yang disampaikan
- Kiat memahami pelajaran yang disampaikan : mencari tempat duduk yang tepat di hadapan guru,memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalaman
- Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya ketika pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
9. Menghafalkan ilmu syar'i yang disampaikan
Rasulullah SAW. bersabda,
"Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengarkan perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya..." (H.R At Tirmidzi)
Untuk apa seorang guru meminta muridnya untuk mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru? Bukan untuk memenuhi buku dengan tulisan , bukan hanya sekedar mematuhi perintah guru tetapi di balik itu, guru memberikan kemudahan kepada siswanya untuk dapat memahami ilmu dengan lebih baik dan lebih cepat. Ilmu yang dicatat tidak akan mudah hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangnya. Rasulullah SAW. bersabda,
"Ikatlah Ilmu dengan tulisan" (H.R. Ibnu 'Abdil Barr)
Ibaratnya kita mendapatkan 2 hewan peliharaan yang sama yaitu 2 ekor kambing. Satu kambing diikat di dekat rerumputan, satu kambing lagi dibiarkan mencari rumput begitu saja. Tiba-tiba, kambing yang tidak diikat terus berjalan mencari rumput hingga menjauh, menjauh, dna menjauh, jauh dari pendangan pemiliknya. Akhirnya dia hilang. Berbeda dengan kambing yang diikat di dekat rerumputan. Dengan tenang kambing itu makan dan pemiliknya pun tidak akan kehilangan sang kambing.
11. Mengamalkan ilmu syar'i yang telah dipelajari
Menuntut ilmu syar'i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar. Nabi Muhamad SAW. bersabda,
picture by galeri.forumsalafy.net
Menuntut ilmu syar'i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar. Nabi Muhamad SAW. bersabda,
"Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lilin yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri" (H.R At Thabrani)
12. Berusaha mendakwahkan ilmu
Objek dakwah yang paling uatama adalah keluarga dan kerabat kita, Allah SWT. berfirman dalam Q.S. At Tahrim ayat 6,
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidka durhaka kepada Allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan"
Demi sempurnanya dakwah, ilmu harus dicapai sampai batas uasaha yang maksimal.
1. Aqidah yang benar, seorang yang beramal harus meyakini kebenaran aqidah Salaf tentang tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma' dan Shifat, serta semua yang berkaitan dengan masalah aqidah dan iman
2. Manhajnya benar, memahami Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih
3. Beramal dengan benar, semata-mata ikhlas karena Allah dan ittiba' (mengikuti) contoh Rasulullah, tidak mengadakan bid'ah, baik dalam i'tiqad (keyakinan), perbuatan atau perkataan
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar